Petunjuk Sederhana Membaca Datasheet Oli/Pelumas
Petunjuk Sederhana Membaca Datasheet oli
Oleh : Dimas Arif Nurdianto
Flash point
Flash point adalah titik nyala/didih oli. Makin besar makin baik. Walaupun tidak sepenuhnya menjadi patokan karena kalor yg dibutuhkan untuk menaikkan titik nyala/didih oli per derajat celcius (istilahnya kalor jenis kalau pada senyawa) di setiap oli berbeda.
Viscosity Index
kemampuan oli mempertahankan kekentalannya terhadap panas. Makin besar makin baik. Namun tidak semua angka besar itu real karena sebagian vendor terutama pada oli2 murah menggunakan VI improver. VI improver ini daya tahannya ga akan sekuat yg memang aslinya VI nya besar.
Kinematic Viscosity
Kekentalan oli pada suhu tertentu. Biasanya dituliskan dua, pada suhu 40°C & 100°C. Suhu 40°C adalah asumsi umumnya ketika baru awal mesin dipanaskan. Sementara 100°C adalah suhu rata2 operasional oli pada saat mesin bekerja.
KV @100°C
Kekentalan oli pada suhu 100°C memiliki aturan baku:
SAE 30 : 9.3 cSt – 12.5 cSt
SAE 40 : 12.5 cSt – 16.3 cSt
SAE 50 : 16.3 cSt – 21.9 cSt
Semakin kecil angkanya semakin encer, semakin mudah mengalir, semakin baik. Semakin kecil angkanya pada standar rentang di atas juga biasanya pertanda based stock nya makin bagus. Lebih jelas soal viscosity secara sederhana bisa baca2 di www.engineeringtoolbox.com/dynamic-absolute-kinematic-visco…
KV@40°C
Sebisa mungkin cari angka sekecil mungkin. Semakin kecil angkanya, menjadi salah satu parameter semakin baik melindungi mesin ketika pertama kali distart (parameter lainnya adalah film strength dan kemampuan ngebonding dgn dinding parts).
TBN
Kemampuan oli menetralisir kadar asam di dalam oli. Makin besar makin baik. Tapi kecil pun belum tentu kurang baik, terutama pada oli2 bersertifikat eropa & berharga mahal (umumnya full synthetic vhvi).
NOACK Test
Tingkat penguapan pada pengujian pada suhu 250°C selama 60 menit. Makin kecil angkanya makin bagus. Angka tertera adalah persentase oli yg menguap.
Four Ball Wear Test
Pengujian seberapa kuat molekul oli utk melindungi parts dalam pengujian tertentu (ada 4 bola logam yg diberikan tekanan 40 kg pada 150°C selama 60 menit, 1800 rpm). makin kecil angkanya berarti makin bagus, artinya scratch di ball yg diuji ini makin kecil.
Cold Crank Viscosity
Makin rendah angka suhunya makin bagus, oli makin tidak mudah membeku. Karena kondisi suhu udara, cuaca, dan iklim yg umumnya cenderung stabil di Indonesia, fungsinya untuk kendaraan di Indonesia lebih ke pemahaman bahwa yang menggunakan oli dgn CCV yg kecil tdk perlu memanaskan mesin.
TEOST Test
Test untuk menghitung deposit (kotoran) oli setelah olinya disiksa. Makin kecil makin bagus, artinya makin sedikit soot (kotoran) nya.
Pour Point
Titik mulai membeku. Penjelasan mengenai fungsinya sama dengan cold crank viscosity.
Density
Adalah massa/volume. Makin kecil makin baik, makin enteng, makin mudah mengalir (walaupun bukan satu2nya aspek, aspek lain yg lebih penting adalah kinematic viscosity). Namun, rata2 oli selisih angka density-nya tidak signifikan dalam penggunaan sehari-hari, berkisar di angka 0,8 sekian. Jadi bisa diabaikan juga sebenarnya ,kecuali pada yang sering high rpm, makin kecil makin bagus.
HTHS (High Temperature High Shear)
Makin besar angkanya makin baik dalam hal proteksi, tapi makin kurang licin. HTHS merujuk pada kemampuan oli mempertahankan kekentalannya pada suhu pengujian yang ekstrim (150°C). Umumnya angka HTHS berkisar antara 2,7-6. Setiap rentang SAE punya rentang standar HTHS nya masing2 (seperti angka kinematic viscosity 100°C pada masing2 SAE).
Sulphated Ash
Adalah residu sulfat yg muncul setelah pengujian tertentu, digunakan untuk mengetahui kadar kandungan inorganic. Hal yg perlu kita, anak LDIC pahami adalah angka SpAsh umumnya menunjukkan apakah suatu oli aman atau tidak digunakan di motor berkopling basah. Standar JASO MA mensyaratkan angka maksimal 1,2%.
Oli yg memiliki sertifikat JASO MA umumnya di atas 0,9%, tetapi oli mobil yg aman di kopbas umumnya memiliki kadar SpAsh di atas 1%. Perkiraan aman batas atas angka SpAsh di angka 1,8%. Motor kopbas dgn cc di bawah 150cc masih aman menggunakan oli dgn batas SpAsh minimal 0,9%.
Walaupun begitu, tidak semua oli dgn SpAsh di atas 1% aman di kopbas, tetap harus lihat sertifikasi lainnya. Contohnya Mobil 1 Advanced Full Synthetic 0W40 yg kadar SpAsh nya di angka 1,3% tetap tidak aman di kopbas.
Foam Test
Adalah kadar foaming yg dapat muncul pada suatu oli setelah pengujian tertentu. Oli2 yg baik kualitasnya, hasil dari tes ini harus 0. Artinya, tidak ada foaming dan tidak boleh ada foaming. Foaming dapat menyebabkan pelumasan berkurang karena yg dialirkan adalah gelembung udara dan bukannya oli, terutama pada bagian head.
Pemahaman sertifikasi yang aman dan tidak aman untuk motor2 berkopling basah
Yg aman utk kopbas dgn cc max 300cc (langsung ga berlaku begitu ada sertifikasi2 yg diharamkan):
BMW Longlife-98
MB228.1, 228.3, 229.1, 229.3, 229.31
ACEA A2-98/B2-98, A1/B1, A2/B2, A3/B3, A3/B4
ACEA E1 sampai E9 (E7 ke atas perhatikan kadar SpAsh & sertifikasi lainnya)
ILSAC GF-1, GF-2, GF-3
ACEA C1, C2, C3, C4, ACEA A5/B5
=========
Artikel asli pada link berikut ini https://www.facebook.com/groups/ldici/permalink/1723542057906359/
Review Penggunaan Pelumas pada link ini http://www.skyblu.web.id/2016/12/review-olipelumas-pertamina-fastron-diesel/
Tinggalkan Balasan